Bandar Bola - Manuver Bunuh Diri Chelsea
Ini lebih memalukan ketimbang Manchester United era David Moyes. Chelsea besutan manajer spesial bernama Jose Mourinho kini berpotensi menjadi lelucon terbesar abad ini usai menelan kekalahan 3-1 di Stamford Bridge dari tamunya, Southampton, Sabtu (3/10) malam WIB.
Sebagai perbandingan kasar, United sepeninggal Sir Alex Ferguson yang berstatus juara bertahan mengawali delapan partai pembuka Liga Primer Inggris 2013/14 dengan menelan tiga kekalahan, namun Moyes dan pasukannya tetap sanggup mengoleksi 11 poin.
Chelsea? Sang juara bertahan itu baru mengumpulkan delapan poin dari delapan laga. Kekalahan dari Southampton itu membuat Chelsea terperosok ke peringkat 16 klasemen dan membuat wibawa The Bluesruntuh tanpa sisa.
Ini merupakan kekalahan kedua beruntun bagi Chelsea yang sebelumnya juga ditundukkan 2-1 Porto di Liga Champions, kekalahan kedua mereka di Stamford Bridge musim ini, dan secara keseluruhan merupakan kekalahan keeempat dalam delapan pekan awal EPL 2015/16. Padahal, saat keluar sebagai kampiun edisi lalu Chelsea cuma tumbang tiga kali sepanjang musim.
Opta mencatat, ini adalah total poin terendah Chelsea pasca delapan laga dalam satu musim di divisi teratas sejak 1978/79 (empat poin), ketika kemenangan masih dihargai dua angka. Di akhir musim tersebut, Chelsea harus menelan kenyataan pahit: terdegradasi.
Terlalu naif jika langsung membayangkan Chelsea yang dilatih Mourinho dan memiliki skuat oke bakal terdegradasi di akhir musim ini. Namun yang pasti, Tim London Biru dengan berat hati harus rela mencopot mahkota juaranya di musim ini.
Sejarah membuktikan, belum pernah ada tim yang finis lebih tinggi dari peringkat kelima di Liga Primer usai mencatat start seperti Chelsea saat ini. Rata-rata posisi akhir dari torehan awal tersebut adalah finis di peringkat ke-14. Artinya, fokus Chelsea paling tidak harus kembali ke top half klasemen dan syukur-syukur bisa finis di zona Eropa.
Menjelang akhir musim 2013/14, Old Trafford mendapat kabar melegakan ketika United akhirnya memecat Moyes. Sebuah keputusan yang diambil untuk memperbaiki reputasi klub setelah Moyes sudah terlalu lama menjadi badut dengan menjadi bahan olok-olok permanen di media dan publik. Saat itu, The Chosen Oneresmi menjadi The Wrong One.
Kondisi setali tiga uang saat ini tengah menghampiri Stamford Bridge. Jika krisis terus berlanjut hingga akhir musim, sudah barang tentu Mourinho yang akan mendapat getah paling banyak, seperti halnya Moyes. The Special One bisa berganti nama menjadi The Not Special One, The Frustrated One, The Failed One – silakan Anda pilih sendiri.
Entah seperti apa nasib Mourinho di akhir musim, namun selepas laga kontra Southampton, Mourinho dengan tegas menyatakan menolak mundur. “Jika klub memecat saya,” tuturnya, “maka mereka memecat manajer terbaik yang pernah dimiliki klub ini.”
“Hasil-hasil ini merupakan kesalahan sang manajer. Ini adalah momen bagi semua orang untuk mengemban tanggung jawab mereka dan tetap bersama-sama. Untuk menjadi juara sekarang sangat sulit karena jaraknya sangat besar [10 poin dari Manchester City], tapi saya yakin kami akan finis di empat besar," serunya.
No comments:
Post a Comment